Kompres
adalah salah satu cara menurunkan panas yang pasti sudah tidak
asing lagi bagi Anda sekeluarga. Namun melakukan kompres ternyata tidak semudah
yang terlihat. Memilih jenis kompres untuk menangani demam atau pun kondisi lain,
seperti cedera, tidak bisa sembarangan.
Pakar kesehatan
menyebutkan bahwa dengan melakukan kompres hangat, maka kita akan membuat
pembuluh darah melebar sehingga aliran darah dan oksigen akan lebih banyak
mencapai bagian yang terasa sakit. Hal ini juga akan membuat otot-otot menjadi
lebih rileks dan mengurangi rasa nyeri. Kompres hangat juga diyakini mampu
menurunkan tubuh yang terasa kaku sehingga membuat bagian tubuh yang sebelumnya
nyeri dan sulit untuk digerakkan menjadi lebih nyaman.
Jenis-jenis Kompres
Kompres
terdapat dua jenis, yaitu kompres panas (hangat) dan kompres dingin. Kompres
panas juga terbagi menjadi dua jenis kompres untuk keadaan yang berbeda, dengan
aturan pakai yang berbeda pula. Begitu juga dengan kompres dingin.
Kompres
panas
Kompres
panas, atau biasannya disebut kompres hangat, bisa meningkatkan
sirkulasi dan aliran darah pada area yang sakit, sehingga membantu meredakan
rasa sakit yang ditimbulkan. Kompres ini juga mampu mengembalikan kelenturan
otot dan jaringan tubuh yang mengalami cedera. Ada dua jenis kompres panas,
yaitu:
- Panas
kering
Kompres jenis ini lebih mudah dilakukan. Contoh kompres panas kering yang biasa dilakukan yaitu bantal pemanas dan sauna. - Panas
lembap
Kompres ini lebih efektif jika dibandingkan dengan kompres panas kering, yaitu dengan menggunakan handuk yang direndam bukan dengan air mendidih melainkan air hangat, atau dengan cara mandi air hangat.
Kompres panas bisa diberikan pada bagian tubuh tertentu saja
atau di seluruh tubuh. Untuk aplikasi terapi panas di seluruh tubuh, Anda bisa
mencoba sauna atau mandi air hangat. Jangan gunakan kompres panas pada luka
yang terbuka dan area yang memar atau membengkak. Penderita penyakit jantung
dan pembuluh darah, darah tinggi, diabetes, dermatitis, Trombosis vena dalam (DVT), dan multiple sklerosis harus berkonsultasi pada
dokter terlebih dahulu sebelum melakukan terapi kompres panas.
Kompres
dingin
Kompres
jenis ini dapat mengurangi aliran darah dan aktivitas saraf pada area yang
mengalami gangguan, sehingga akan turut mengurangi pembengkakan, peradangan,
dan rasa sakit yang timbul. Beberapa pilihan kompres dingin yang bisa
dilakukan, antara lain:
- Handuk dingin.
- Kompres es atau gel beku.
- Semprotan pendingin.
- Pijat es.
- Mandi air es.
Jangan
berikan kompres dingin pada otot atau sendi yang kaku. Jangan pula gunakan
kompres dingin jika Anda memiliki sirkulasi darah yang tidak baik, menderita
diabetes, atau gangguan saraf sensorik yang tidak mampu merasakan sensasi
tertentu. Penderita gangguan sensorik mungkin tidak menyadari jika kerusakan
jaringan atau cedera lain telah terjadi akibat ketidakmampuannya merasakan hawa
dingin.
Terapi
kompres dingin tidak disarankan untuk dilakukan pada penderita penyakit jantung
atau penyakit kardiovaskular tanpa sepengetahuan dokter.
Saran Penggunaan Kompres Panas
Kompres
panas dapat dilakukan untuk durasi yang lebih lama dibandingkan kompres dingin.
Namun secara umum waktu yang direkomendasikan untuk melakukan kompres panas
adalah 15-20 menit. Untuk menangani rasa sakit yang sedikit lebih parah atau nyeri
berat, Anda bisa melakukan terapi mandi atau berendam air hangat selama 30
menit hingga maksimal dua jam.
Untuk apa
saja kompres panas digunakan, simak berbagai kondisi berikut ini:
- Demam pada anak-anak. Gunakan air hangat atau suam-suam kuku untuk merendam handuk atau kain kompres sebelum melakukan kompres.
- Sendi yang kaku akibat penyakit arthritis.
- Sakit kepala yang disebabkan menegangnya otot leher atau rahang.
- Sakit otot setelah berolahraga dengan intensitas tinggi.
- Keram otot.
- Nyeri kronis, seperti pada fibromyalgia.
Hentikan
kompres panas jika area yang dikompres justru menjadi semakin membengkak. Temui
dokter jika kompres panas tidak juga berhasil meredakan rasa sakit maupun
kondisi lain dalam kurun waktu satu minggu, atau justru bertambah parah dalam
beberapa hari setelah kompres dilakukan. Pastikan suhu kompres tidak terlalu
panas untuk mencegah luka bakar pada kulit.
Aturan Pakai Kompres Dingin
Kompres
dingin direkomendasikan untuk penanganan cedera akut yang baru terjadi dan
hanya boleh digunakan dalam waktu 48 jam (dua hari) pertama setelah Anda mengalami
cedera, seperti keseleo atau memar.
Selain
memar dan keseleo, kompres dingin bisa juga digunakan untuk penanganan beberapa
kondisi berikut:
- Gigitan serangga.
- Gatal.
- Sensasi terbakar atau perih yang muncul akibat penyakit arthritis.
- Migrain.
- Tendonitis
- Bursitis.
Waktu
pemberian kompres dingin yang disarankan adalah selama 10-15 menit, maksimal 20
menit. Kompres yang terlalu dingin atau terlalu lama dilakukan justru dapat
memperlambat penyembuhan, menghambat sirkulasi darah, dan menyebabkan kerusakan
kulit, saraf atau jaringan tubuh.
Hentikan
kompres dingin dan hubungi dokter jika area tubuh yang dikompres makin
membengkak setelah 48 jam penggunaan kompres dingin.
Apa pun
jenis kompres yang Anda gunakan, baik hangat atau pun dingin, ingatlah untuk
selalu meletakkan handuk atau kain di antara kulit maupun area tubuh yang
cedera dengan kedua jenis kompres tersebut. Jangan meletakkan kompres secara
langsung di atas kulit atau area tubuh Anda. Selalu perhatikan kondisi kulit
atau area yang terkena kompres untuk menghindari risiko kulit terbakar atau
rusaknya jaringan di area tersebut. Hubungi dokter jika penanganan dengan
kompres menimbulkan perubahan pada kulit atau area yang dikompres, seperti
memar, kulit terbakar atau melepuh, dan mati rasa.
No comments:
Post a Comment